KATA PENGANTAR
Asslamualikum Wr.Wb
Puji dan sukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Gravitasi Universal meliputi sistem dua
benda langit, Pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi , Pasang surut dan orbit
planet ”.Dalam pembuatan makalah ini
mulai dari perancangan , pencarian bahan , sampai penulisan , penulis mendapat
bantuan , saran , petunjuk , dan bimbingan dari banyak pihak secara langsung
maupun tidak langsung . Oleh karena itu , penulis mengucapkan terimakasih
Kepada bapak Syuhendri,S.Pd.,M.pd selaku dosen mata kulih Ilmu Pengetahuan Bumi
Antariksa .
Penulis menyadari bahwa makalah ini
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu , penulis
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang , dan penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaan bagi
pembaca . Akhir kata saya ucapkan
Wassalamualikum
Wr.Wb
Palembang , 29 Agustus 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Allah
menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan
gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit, komet, dan benda langit
lainnya menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan
seksama. Dengan memahami gerakan benda-benda langit tersebut, manusia dapat
memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan dengan akurat.
Kapan terjadi matahari terbenam, kapan terjadi bulan purnama, kapan terjadi
gerhana matahari dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 30-34 menunjukkan bahwa salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah berpengetahuan tentang benda-benda dialam semesta. Eksistensi benda-benda dibumi dan dilangit memiliki daya tarik bagi manusia. Daya tarik itu bervariasi, ada yang menimbulkan rasa takut dan kagum, ada juga yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk mengkaji dan menggali lebih jauh tentang hukum alam (Sunatullah)
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit, diperkenalkan beberapa system koordinat. Setiap system koordinat memiliki koordinat masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat dinyatakan dalam system koordinat tertentu. Selanjutnya nilai dapat diubah kedalam system koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai antariksa, sejarah terjadinya alam semesta, system tata surya, benda luar angkasa diantaranya planet, bintang, komet, galaksi .
Dalam surat Al-Baqarah ayat 30-34 menunjukkan bahwa salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah berpengetahuan tentang benda-benda dialam semesta. Eksistensi benda-benda dibumi dan dilangit memiliki daya tarik bagi manusia. Daya tarik itu bervariasi, ada yang menimbulkan rasa takut dan kagum, ada juga yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk mengkaji dan menggali lebih jauh tentang hukum alam (Sunatullah)
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit, diperkenalkan beberapa system koordinat. Setiap system koordinat memiliki koordinat masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat dinyatakan dalam system koordinat tertentu. Selanjutnya nilai dapat diubah kedalam system koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai antariksa, sejarah terjadinya alam semesta, system tata surya, benda luar angkasa diantaranya planet, bintang, komet, galaksi .
Antariksa adalah sebuah kumpulan dari segala Galaksi,dan
semua itu berkumpul dalam satu kesatuan contohnya yaitu antariksa,luas
antariksa tidak bisa di perkirakan karena sangatlah luas, kita tidak tahu,tapi
teknologi semakin lama semakin canggih,dan mungkin suatu saat nanti kita akan
bisa menemukan planet yang memiliki kehidupan juga. Seperti yang sudah di
temukan oleh para ilmuan zaman sekarang yang mengatakan bahwa ada planet yang
mirip dengan bumi dan planet itu mempunyai kadar air yang pas juga untuk
manusia, siapa tahu kita akan dipindahkan kesana ? Kesimpulannya adalah :
antariksa adalah tempat yang sangat asing bagi manusia,tapi manusia terkadang
heran mengapa banyak terjadi moment yang tidak bisa diduga oleh manusia itu
terjadi di antariksa,dan mengapa semua itu bisa terjadi ? apa yang
menyebabkannya ? itu semua masih menjadi Tanda Tanya Besar.
Definisi Antariksa adalah angkasa luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan sebagai ruang hampa udara.
Terdapat benda-benda langit lainnya seperti meteor, meteoroid, dan asteroid, serta banyak kejadian alam berlangsung dalam ruangan ini.
Definisi Antariksa adalah angkasa luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan sebagai ruang hampa udara.
Terdapat benda-benda langit lainnya seperti meteor, meteoroid, dan asteroid, serta banyak kejadian alam berlangsung dalam ruangan ini.
Dalam Tata Surya, terdapat delapan planet
besar, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang bernama matahari. Matahari
terletak di pusat Tata Surya. Delapan planet ini, yang merupakan bagian dari
Solar system (Tata Surya), saling berevolusi mengelilingi matahari dalam sebuah
keteraturan. Nama-nama planet dari yang terdekat dengan matahari: Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus,. Jadi, bumi kita adalah
planet ke-tiga dari matahari. Benda Lain Dalam Tata Surya :
asteroid, bintang, komet, meteor,dan galaksi.
Rumusan Masalah
1. Bagaimankah perkembangan ilmu pengetahuan
bumi dan antariksa?
2. Bagaimankah perkembangan ilmu pengetahuan
bumi dan antariksa
3. Bagaimana tafsiran newton terhadap hukum
kepler?
Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimankah perkembangan
ilmu pengetahuan bumi dan antariksa
2. Untuk mengetahui Bagaimankah perkembangan
ilmu pengetahuan bumi dan antariksa
3. Untuk mengetahui Bagaimana tafsiran newton
terhadap hukum kepler
Daftar Isi
1.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
1.1.Pengertian astronomi dan keterkaitannya dengan sains
islam.
1.2.Perkembangan dan periode geosentris
1.3.Pencetus dan pendukung geosentris
1.4.Perkembangan
pada periode heliosentris
2. Hukum
kepler
2.1.Hukum kepler 1
2.2.Hukum kepler 2
2.3.Hukum kepler 3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
1.
Pengertian astronomi dan keterkaitannya dengan sains
islam.
Sebelum lebih jauh
membahas perkembangan ilmu astronomi, terlebih dahulu kita berbicara tentang
siapa penemu ilmu ini, Memang jarang kita temukan literatur yang tercoret di
dalamnya siapa yang pertama kali melakukan pengamatan terhadap benda-benda
langit. Dalam kitab al-Khulasah al-Wafiyah oleh Zubaer Umar Jailani, rektor
pertama IAIN Walisongo Semarang dijelaskan bahwa ilmu ini pertama kali
ditemukan oleh seorang yang benar I’tiqadnya, yang membawa misi monoteisme akan
eksistensi dzat yang yang menciptakan alam semesta ini (tuhan semesta alam), ia
adalah Nabi Idris AS. Jejak astronomi tertua
ditemukan dalam peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia yang tinggal di
Mesopotamia (3500-3000 SM). Abngsa Sumeria hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar
astronomi. Pembagian waktu lingkaran menjadi 360 derajat berasal dari bangsa
Sumeria.
Orang sumeria juga sudah
mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak 3500 SM. Mereka menggambar
pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan papan permainan. Nama rasi Aquarius
yang kita kenal berasal dari bangsa Sumeria. Astronomi juga sudah dikenal
masyarakat India kuno. Sekitar tahun 500 SM, Aryabhata melahirkan sistem
matematika yang menempatkan bumi berputar pada porosnya. Aryabhata membuat
perkiraan mengenai lingkaran dan diameter bumi. Brahmagupta (598-668) juga
menulis teks astronomi yang berjudul Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dia
astronom yang memecahkan masalah-masalah astronomi.
2.
Perkembangan geosentris
Embrio teori Geosentris
dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang menyatakan bahwa bumi itu bulat,
dengan menunjukkan argument ketika terjadi proses gerhana terdapat
bayang-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan oleh posisi bumi. Ia juga
berpendapat bahwa pusat jagat raya adalah bumi. Sehingga semua benda-benda
langit bergerak mengitari bumi. Sekitar tahun 150 M, di Alexandria hiduplah
seorang astronom Mesir bernama Ptolomeus. Ia merupakan peneliti ahli dan
menjadi popular karena ensiklopedia yang disusunnya, yang berisi semua
pengetahuan sains dari dunia kuno. Kita mengenalnya dengan almagest. Selain
memberikan satu-satunya catatan catalog bintang Hipparchus, buku ini juga
menimpulkan pandangan klasik bumi sebagai pusat alam semesta. Konsep ini
dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.
Sejarah sosial teori
geosentris yang menyangkut dinamikanya di tengah-tengah dominasi gereja pada
kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan tipologi tersebut sehingga dapat
diterima pada ranah pmahaman manusia mengenai konsep alam semesta. Dilihat dari
suasana pada kuru waktu tersebut, keberadaan dewan gereja memiliki otoritas
penuh dalam menentukan segala kebijakan, apalagi yang berkaitan dengan deologi.
Pada abad pertengahan sekitar abad 12 s/d a5 orang-orang eropa barat sanagat
mendukung Aristoteles. Sehingga Aristoteles dianggap mutlak benar.
Lalu muncul pertanayaan
Aristoteles yang menyatakan pusat alam semesta. Pendapat Aristoteles ini
berdasarkan keterangan ayat Yoshua 10:12a-13, yaitu “matahari, berhentilah di
atas gabeon dan engkau, bulan di atas lembah Ayalon!”. Maka berhentilah
matahari dan bulan itu bergerak, oleh dewan gereja pernyataan ini didukung
sepenuhnya karena sesuai dengan apa yang tertera dalam Yosua, dan dijadikan
pegangan oleh rakyat awam pada umumnya. Sehingga teori Geosentris dianggap
mutlak benar pada saat itu.
Bangsa Eropa barat pada
abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-isme baru seperti humanisme,
rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi dari filsafat skolastik di masa itu,
dimana orang dilarang menggunakan rasio atau faham yang kontaradiktif dengan
pemahaman gereja. Pemikiran yang dianggap melanggar agama oleh gereja,
memungkinkan si penggagas dapat dihukum denagn dsiksa bahkan dihukum mati.
Seperti yang dialami oleh Giardono Bruno (1548-1600), salah seorang pendukung
ide alam semesta Nicolas Copernicus dengan Teori Heliosentris. Ia ditangkap dan
disiksa oleh deawan Inquisasi Gereja, dan akhirnya dihukum mati di tiang
pembakaran di Roma pada bulan februari 1600. sehingga teori Geosentris ini
terus berkembang dan mengakar sebelum akhirnya dipatahkan oleh teori
Heliosentris.
3.
Pencetus dan pendukung geosentris
Aristoteles (384-322)
Seorang ahli filsafat
terbesar sepanjang masa. Dikenal dengan bapak peradaban baru, bapak
ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, dan berbagi julukan lain yang disematkan
kepadanya. Tokoh ilmu logika, biologo, fisiks, matematika, botani, kimia,
anatomi, zoology. Dia juga seorang pengarag produktif yang telah mengarang
lebih Dari 50 buku, disertai dengan uraian-uraian yang sisematis.
Claudius Ptolomeus (140 SM)
Seorang ahli Geografi dan astrologi. Pendukung teori yang
dikemukakan oleh aristoteles, kemudian menyempurnakan dan mempopulerkannya
hingga namanya lebih dikenal di dunia. Dia juga seorang pengarang beberapa
risalah astronomi , dimana risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak
diadopsi oleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya. Karya-karyanya adalah: syntasis,
Geografia, Tetrabiblos.
Hipparchus (150 SM)
Seorang berkebangsaan Yunani yang juga hali dalam bidang
asronomi, dia termasuk salah satu pendukung teori Geosentris. Karya-karya yang
ia temukan adalah menyusun gambaran baku alam semesta dan menyusun katalog
bintang-bintang yang ditulis dalam bukunya yang berjudul “introduction to
astronomy”.
Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)
Ia sangat disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan
kemahirannya bukan saja di bidang syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat,
logik, aritmetik, geometri, musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi
beliau dalam ilmu pengetahuan antara lain: menemukan angka 0 (nol) dalam system
perhitungan, menyusun table geometri, menemukan teori kemiringan ekliptika,
merevisi data astronomi dalam kitab sindihid, menciptakan pemakaian sinus,
cosinus, dan tangent dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi dan
penyelesaian persamaan, teorema segitiga, sama sisi juga segitiga sama kaki dan
memperkirakan luas segitiga, segi empat dan bulatan dalam geometria,
memperkenalkan aljabar dan hisab. Karya beliau adalah kitab al-mukhtasar fi
hisab al-jabr wa al-muqabalah.
Nasiruddin Muhammad al-Thusi
(598-673 H/ 1201-1274 M)
Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi,
teologi, etika, dan filsafat masih dipelajari hingga kini sbagaimana juga
terhadap karya-karya Ibn Sina, sehingga banyak yang menjulukinya Ibn Sina
kedua. Di antara karya-karyanya adalah Meneliti lintasan, ukuran, jarak planet
merkurius; meneliti terbit dan terbenam matahari; menemukan ukuran dan jarak
matahari dengan bulan; meneliti kenaiakan bintang-bintang; menemukan teori
gerak planet. ia juga menulis buku: Jadwal al-Kaniyan, Zubdah al-hai’ah.
Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)
Salah
seorang ahli astronomi dan matematika yang bergitu dikenal luas di dunia ilmu
pengetahuan. Kontribusinya dalam di bidang ilmu pengetahuan adalah menciptakan
teropong bintang; menemukan teori mengenai garis lengkung bulan dan matahari
yang diaplikasikan dalam menentukan gerak akselerasi bulan; menemukan bahwa
kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari; menemukan orbit
bulan dan planet; menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan
terlihatnya bulan baru; menemukan perhitungan secara akurat revolusi bumi
terhadap matahari. Adapun buku-buku yang ia tulis antara lain: Tabriel
al-Maghesti; Tahmid al-Mustofa li Ma’na al-Manar.
Al-Farghany
Salah
satu ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam dunia astronomi
adalah Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia adalah salah
satu astrono yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Makmun pada abad IX
dan menjadi orang kepercayaan. Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan antara
lain: menemukan jarak dan diameter planet-planet lainnya; menentukan besarnya
diameter bumi yang mencapai 6.500 mil; mampu meneropong bintang-bintang.
4.
Perkembangan pada periode heliosentris
Sejarah
singkat lahirnya teori heliosentris
Pengamatan
tentang fenomena langit telah dilakukan sejak zaman kuno oleh orang-orang Cina,
Mesopotamia, dan Mesir. Akan tetapi pengetahuan mengenai fenomena langit
dijadikan sebuah ilmu baru terwujud dan berkembang pada zaman Yunani sekitar
abad VI dengan nama ilmu astronomi.
Babak astronomi Yunani dimulai oleh Thales
pada abad VI SM yang berpendapat bahwa bumi berbentuk datar. Walaupun pada abad
yang sama ada seorang ilmuwan yang mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat
(phytagoras). Akan tetapi terobosan terpenting pertama dalam astronomi
dilakukan oleh Aristoteles dua abad kemudian. Dia mengekemukakan bahwa bumi
berbentuk bulat bundar dengan didukung sejumlah bukti ilmiah. Ia juga
berpendapat bahwa pusat jagat raya ini adalah bumi, sementara bumi selalu dalam
keadaan tenang, tidak bergerak, dan tidak berputar. Pandangan ini disebut
dengan teori geosentris.
Terobosan kedua hampir dilakukan oleh
Aristarcus pada abad III SM jika dia mempunyai cukup banyak pendukung.
Aristarcus tidak hanya berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta
(geosentris). Akan tetapi dia juga menyatakan bahwa bumi berputar dan beredar
mengelilingin matahari yang merupakan pusat gerak langit (heliosentris). Inilah
wal munculnya
B.
Hukum kepler
Hukum Kepler ini telah dicetuskan
Kepler setengah abad sebelum Newton mengajukan ketiga Hukum-nya tentang gerak
dan hukum gravitasi universal. Di antara hasil karya Kepler, terdapat tiga
penemuan yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Kepler mengenai
gerak planet.
Hukum Kepler dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Hukum Kepler 1 mengenai bentuk lintasan Planet;
2.
Hukum Kepler 2 mengenai luas daerah sapuan Planet dibandingkan dengan selang
waktu;
3.
Hukum Kepler 3 mengenai perbandingan antara perioda dengan jarii-jari lintasan.

Hukum
Kepler 1
Hukum Kepler yang pertama berbunyi :
“Setiap planet bergerak dalam lintasan elips dan matahari
berada disalah satufokusnya”
Pada waktu itu pernyataan ini dianggap radikal, karena kepercayaan
yang berlaku pada saat itu memandang bahwa orbit harus didasari dengan
lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena
mendukung pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia
kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.
Pada saat itu Kepler sendiri tidak mengetahui alasan mengapa
planet bergerak dengan cara demikian. Ketika mulai tertarik dengan gerak
planet-planet, Newton menemukan bahwa ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa
diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal dan hukum gerak
Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal
mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.

Dimensi
paling panjang pada orbit elips diatas disebut sumbu mayor alias sumbu utama,
dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias
semimayor. F1 dan F2 adalah titik Fokus.
Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak ada
benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke
P dan F2 ke P sama untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak
pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan F2) adalah
ea, di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0
sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips berubah
menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati
lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai nol. Nilai
e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang
terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh adalah aphelion.
Hukum Kepler 2
Hukum
Kepler kedua ini berbunyi : “Luas daerah yang disapu oleh garis antara
matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang sama”.
Pada selang waktu yang sangat kecil,
garis yang menghubungkan antara matahari dengan planet melewati sudut (misal : dθ
). Garis tersebut melewati daerah sapuan yang berjarak r, dan luas daerah
sapuan dA=1/2 r2 dθ . Sementara laju planet
ketika melewati daerah itu adalah dA/dt. disebut kecepatan sektor.
dA/dt = 1/2r2 dθ /dt

Hal
yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor mempunyai harga
yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips. Ketika planet
berada di perihelion, nilai r kecil, sedangkan dθ/dt besar. Ketika planet
berada di aphelion, nilai r besar, sedangkan dθ/dt kecil.

Hukum Kepler 3
Planet yang terletak jauh dari
matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat
letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal tersebut secara kuantitatif.
“Kuadrat
waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding
dengan pangkat tiga jarak rata‐rata planet‐planet tersebut dari matahari”.
Jika T1
dan T2 mewakili periode dua buah planet berbeda, dan r1
dan r2 mewakili jari-jari semimayor antara dua planet tersebut, maka
dapat ditulis sebagai persamaan :

Dengan kata
lain persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai persamaan
baru
sebagai berikut :
ini
berarti untuk setiap planet harus memiliki nilai r^3/T^2 yang sama.
Berikut
adalah data mengenai jari-jari semimayor dan waktu periode planet-
planet yang menjadi dasar
pemikiran Kepler terhadap hukum Kepler 3.

Pendekatan Hukum Kepler 3 dengan Hukum
Newton
Menurut pendapat Isaac Newton, Hukum Kepler 3 dapat diturunkan
secara matematis dan da[at dihubungkan dengan Hukum Newton mengenai Gaya
Gravitasi Universal dan pergerakan sentripetal. Dari rumus awal hukum Kepler 3

apabila
ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak melingkar, maka dapat
dituliskan dalam persamaan berikut :
δF = ma …..
Persamaan hukum Newton II
Frad = m arad
…...Persamaan Gerak melingkar
dengan arad adalah percepatan
sentripetal = v^2/r
apabila ditinjau dengan hukum Newton kedua dan hukum gerak
melingkar, maka dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

sehingga jika diturunkan dengan pendekatan Hukum Newton II
akan menjadi persamaan sebagai berikut :

m1 adalah massa planet
pertama (akan dibandingkan dengan planet kedua) , mM adalah massa
matahari. r 1 adalah jari-jari rata-rata planet terhadap matahari,
sedangkan v1 adalah kelajuan orbit rata-rata planet pertama.
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1,
di mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran ( 2πr1 )
. Dengan demikian, besar v1 adalah :


Apabila metode yang sama dilakukan untuk planet kedua dengan
jari-jari dan massa yang berbeda maka akan didapat persamaan umum yang sama.
Dengan r2 , m2, T2 berturut-turut adalah
jari-jari rata-rata planet dengan matahari, massa planet dan periode orbit
planet.

Perhatikan ruas kanan pada persamaan
1 dan persamaan 2, nilai antara ruas kanan persamaan 1 dan 2 adalah sama. oleh
karena itu, maka apabila persamaan 1 dan 2 digabungkan maka akan menjadi
persamaan hukum Kepler 3.

Hukum
Kepler 3 relevan dengan konsep gerak melingkar dan gaya gravitasi universal
hasil temuan Isaac Newton dan dapat dibuktikan secara matematis.
C. TAFSIRAN NEWTON TERHADAP HUKUM KEPLER
Hukum
gravitasi tidak di-formulasikan dalam suatu persamaan matematis yang
didasarkan pada Scientific Experiment. Mulanya, Newton menyusunnya secara
konseptual. Ia berawal dari gagasan filsafat Newton tentang alam ini. Tetapan
gravitasi universal sendiri baru ditetapkan ketika teori Newton itu sudah
berumur 100 tahun. Ada jarak sejauh 1 abad antara Newton dengan Cavendish yang
mengukur tetapan gravitasi universal Newton. Karya Newton terbit 1687.
Cavendish baru bikin buktinya tahun 1790-an. Saya masih sulit membayangkan
bagaimana teori Newton berterima di kalangan ilmuwan tetapi dengan sebuah
tetapan yang belum diketahui. Saya masih belum tahu bagaimana situasi yang
semacam itu.
merupakan
seorang rasionalis. Seluruh fisikanya dibangun dengan kekuatan akal, logika
deduksi. Maka, tatkala Hukum Keppler (yang dirumuskan hanya berdasarkan pada
data pengamatan saja dan tidak disandarkan pada suatu basis teoretis) ternyata
juga dapat dicapai dengan konsep Newton, pandangan-pandangan Newton kemudian
membahana. Gerak benda langit ternyata dapat dijelaskan hanya dengan kekuatan
logika manusia di atas bumi saja, ini prestasi yang luar biasa. Para ilmuwan
memandang konsep-konsep Newtonian dengan penuh decak kekaguman. Ini bukan hanya
berlaku di fisika saja, tetapi pada banyak disiplin ilmu,bahkan ekonomi, juga psikologi.
Adikarya
Newton, Philosophie Naturalis Principia Mathematica (Prinsip Matematika dalam
Filsafat Alam) 1687, menunjukkan bahwa konsep-konsep Newton merupakan pandangan
filsafatnya yang kemudian hendak dirumuskan dalam bahasa matematika. Newton
percaya, satuan dasar alam semesta adalah partikel. Inilah yang pertama kali
diciptakan Tuhan. Setelah partikel tercipta, Tuhan kemudian mencipta hubungan
yang mengatur antar partikel. Partikel berinteraksi dengan partikel lainnya
melalui sebuah gaya. Ia menyebutnya sebagai gaya gravitasi.
Pandangan-pandangan
filsafat semacam itu kemudian naik maqamnya menjadi semacam keyakinan atau
"iman" dalam ilmu pengetahuan. Keyakinan inilah yang kemudian jadi
pegangan, pertanyaan apa saja yang pantas diajukan, bagaimana sebuah pertanyaan
harus dibuktikan dan seterusnya. Serangkaian semacam ini yang saya maksud
dengan penafsiran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa dibagi menjadi 2
periode , yang pertama periode Geosentris dan kedua periode Heliosentris , Embrio teori Geosentris dimulai sejak zaman
Aristoteles (384-322) yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan menunjukkan
argument ketika terjadi proses gerhana terdapat bayang-bayang lengkung pada
bulan yang disebabkan oleh posisi bumi.Sedangkan Heliosentris dilakukan oleh Aristarcus pada abad III SM jika dia mempunyai cukup banyak
pendukung. Aristarcus tidak hanya berpendapat bahwa bumi bukanlah pusat alam
semesta (geosentris). Akan tetapi dia juga menyatakan bahwa bumi berputar dan
beredar mengelilingin matahari yang merupakan pusat gerak langit
(heliosentris). Inilah awal munculnya teori heliosentris.
Hukum gravitasi
universal newton menyatakan :
“ Setiap massa menarik
titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik .
Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak kedua benda tersebut.”
·
Setiap
planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
·
Luas daerah
yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
·
Perioda
kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari
Matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh
ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630),
yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di
atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit
DAFTAR PUSTAKA
makasih, pas banget aku lagi cari info tentang materi ini. (y)
BalasHapushahaha salah judul, maaf ya ntar aku upload yg kamu cari
BalasHapus